Manfaat Belajar Coding Untuk Anak

Seberapa Penting Ilmu Coding?
Learn Early
Learn in Fun Ways
Learn to be a Maker
Itu motto yang sangat berkaitan dengan konsep belajar coding untuk anak-anak. Seperti dikutip oleh Kompas.com di bulan Januari 2018, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Hamid Muhammad menyatakan di Indonesia saat ini memang belum ada kurikulum yang memasukkan coding ke dalam mata pelajaran di sekolah, namum sedang dalam tahap persiapan untuk mengadakan program coding di SMK dan SMA. Itu kabar yang bagus karena pemerintah Indonesia sudah mulai memberi perhatian ke pengajaran coding. Tapi apakah cukup jika coding diperkenalkan ke murid hanya setelah tingkat SMA?

Apa Sih Coding Itu?
Beberapa orang mengira coding adalah ilmu untuk pesulap atau kode rahasia seperti di Da Vinci Code. Ada juga yang berpersepsi bahwa coding adalah ilmu hanya untuk orang yang berkerja di bidang IT. Coding (bahasa pemograman computer) adalah bahasa yang universal. Kehadirannya dalam dunia digital sangat vital karena merupakan nyawa dari sebuah software atau aplikasi. Orang yang menguasai coding akan bisa berkomunikasi dengan semua orang dari negara lain, berinovasi, dan memecahkan masalah dengan lebih efisien. Tim Cook, CEO Apple, menyatakan “Coding is the best foreign language that a student in any country can learn”.  Kenapa dia menyarankan begitu? Coding sekarang tidak hanya dipakai oleh orang IT saja. Masa ini, computing sudah digunakan di semua aspek kehidupan kita, mulai dari komunikasi, perbankan, shopping, permainan, edukasi. Contohnya dengan mengerti dasar bahasa pemograman akan memudahkan kita untuk menguasai teknologi yang ada di sekitar kita. Sama seperti jika anak SD belajar biologi atau matematika untuk dapat mengerti lingkungan sekitar mereka, belajar coding juga penting untuk membantu mereka memahami teknologi yang ada di kehidupan mereka.

Manfaat dari sisi edukasi
Di sekolah, anak-anak bisanya diajarkan cara
penggunaan komputer, misalnya untuk mengetik, membuat Word dokumen/presentasi. Namum keterampilan coding untuk membuat program komputer dengan logika & kreativitas kebanyakan belum diperkenalkan di sekolah. Dengan pengertian tentang programming dan bagaimana cara berpikir yang terstruktur untuk memberi perintah ke komputer, anak-anak akan mendapat fondasi dasar dan asah otak untuk bisa menguasai teknologi yang akan terus maju di masa depan.

Computational Thinking
Computational thinking adalah combinasi matematika, algoritma, dan logic. Dengan belajar coding, maka anak akan memiliki kemampuan computational thinking. Dengan kemampuan computational ini anak mampu mengkomunikasikan pikiran dengan cara logika dan terstruktur, seperti instruksi yang diberikan ke komputer, sehingga nantinya dapat digunakan untuk memecahkan masalah dengan bantuan teknologi yang didasari oleh komputer.

Kreativitas
Dengan belajar coding, anak-anak akan memiliki alat untuk menyalurkan kreativitas dan berpikir. Seperti
belajar menggambar atau musik, coding adalah media yang bisa dipakai untuk menciptakan sesuatu, misalnya aplikasi komputer. Coding juga seperti membuat cerita karena ada proses menciptakan awal cerita, alur cerita, dan ending untuk program.

Ketrampilan Jaman Moderen
Generasi anak masa ini harus bisa menguasai teknologi untuk berkompetisi di dunia kerja. Tidak bisa coding akan dilihat seperti tidak bisa baca/tulis. Hampir semua pekerjaan di jaman modern ini membutuhkan keterampilan dasar menguasai komputer dan programming. Di masa depan, akan ada semakin banyak kesempatan kerja di bidang programming dengan kompensasi yang bagus.

Soft Skills
Belajar coding sejak kecil tidak hanya untuk menguasi ketrampilan teknikal, tetapi juga untuk memupuk ‘soft skills’. Contohnya dengan belajar coding dapat mengembangkan kebiasaan belajar, tidak mudah menyerah, dan teliti. Jika program yang dibuat tidak lengkap, program tidak akan bisa dijalankan dan harus di ‘debug’ untuk menemukan bagian yang salah dan memperbaikinya. Dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat, memang sangat mungkin bahwa bahasa pemograman atau aplikasi yang dipelajari sekarang sudah tidak akan dipakai lagi di 5 -10 tahun ke depan. Tetapi itu tidak berarti pelajaran yang percuma karena bahasa itu hanya alat. Ketrampilan berpikir kritis dan logika yang didapat dari belajar coding akan menjadi dasar untuk sukses di abad sekarang dan juga berguna untuk bidang pekerjaan yang lain.

Pendidikan Coding

Dimulai di Amerika and sekarang telah menjadi trend pendidikan global, perkenalan coding dan komputer science untuk anak SD sudah menjadi agenda dunia pendidikan di negara-negara maju. Dengan pendekatan yang baru, ternyata belajar coding bisa dilakukan sejak usia dini. Kesempatan belajar coding disediakan di dalam kurikulum sekolah, extra kurikuler, dan juga lewat berbagai program di luar sekolah terutama saat liburan

Banyak aplikasi dan material yang telah dikembangkan khusus untuk anak-anak. Dengan user interface yang lebih visual dan karakter yang menarik, ditambah juga dengan berbagai smart programmable robots sehingga belajar coding bisa dilakukan dengan fun.  Dengan menguasai coding, anak-anak tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga bisa menciptakan sesuatu yang berguna dengan teknologi.

Berhubung di Indonesia pendidikan coding belum masuk ke dalam kurikulum sekolah SD/SMP, maka sangat penting jika ada sumber lain untuk bisa memberikan pengetahuan ini ke anak-anak Indonesia. Ketersediaan materi online dapat membantu anak untuk otodidak belajar coding, tetapi jika tidak ada pendampingan dan faktor sosial belajar dengan anak lain, biasanya minat anak tidak berlangsung lama. Di kota-kota besar Indonesia sudah ada beberapa tempat belajar coding yang menawarkan kelas di luar sekolah atau extra kurikuler.

Acara dan Kompetisi Coding
Untuk mendukung kampanye pendidikan coding untuk anak, ada beberapa acara global yang sudah cukup terkenal dan dilakukan di berbagai negara. Salah satunya adalah Hour of Code dari Code.org yang berupa acara satu jam perkenalan untuk komputer science, untuk menunjukan bahwa semua orang bisa belajar coding. Acara ini dilakukan oleh berbagai partner dari Code.org (di tahun 2017 terdaftar lebih dari 150 ribu acara ini dari berbagai penjuru dunia). Kompetisi juga merupakan cara yang bagus untuk anak-anak berpartisipasi untuk menerapkan apa yang telah dipelajari dan berinteraksi dengan anak-anak lain. Kompetisi coding dan komputer science tersedia dengan berbasis local maupun global melalui online.
Beberapa contoh kompetisi global yang telah diikuti murid KodeKiddo adalah CodeMonkey, Grok untuk Pyhton and Blockly, App Jamming untuk mobile apps, dan Wonder League dengan programmable robot Dash & Dot. Karena kompetisi ini dilakukan secara online, anak-anak Indonesia dapat bersaing dengan peserta dari berbagai negara. Ada juga acara kompetisi yang dilakukan di lokasi tertentu. Contohnya acara KiddoHack dari KodeKiddo yang merupakan mini hackathon untuk anak-anak umur 9 – 15 tahun. Dalam acara ini, anak-anak membentuk team dan belajar bekerja sama untuk memikirkan ide, membuat desain, dan coding program. Setelah proyek selesai, anak akan mempresentasikan hasil ke para juri/mentor. Ooredo juga mengadakan IWIC (Indosat Wireless Innovation Contest) ajang kompetisi inovasi teknologi di bidang wireless yang mulai melibatkan level anak-anak juga.

Penulis:
Meilani Hendrawidjaja
Founder of KodeKiddo (www.kodekiddo.com)