Prestasi Internasional ditorehkan generasi muda Indonesia di ajang internasional.
Kali ini di kompetisi internasional Codeavour 2025, Indonesia mendapatkan empat penghargaan.

Codeavour 2025 digelar di Qatar National Convention Center pada 16 hingga 17 Mei lalu. Ajang kompetisi inovasi berbasis kecerdasan buatan dan internet untuk segala ini diikuti 252 tim dari 23 negara. Salah satu negara yang berpartisipasi adalah Indonesia. 14 pelajar Indonesia berbakat terbagi dalam beberapa tim. Tim dari Indonesia memang mencuri perhatian sebagai tim paling aktif.

Salah satu peserta Indonesia adalah Mikhayla Leandra Krisbayu dari kelas 6 SD Binus Serpong. Ia berinovasi dengan teknologi yang dinamainya sebagai DYSLEXILINK . Dengan inovasinya Mikhayla berharap bisa membantu anak-anak disleksia untuk berinteraksi dengan memanfaatkan teknologi teks keucapan alias text to speech dan interaksi visual.

Tak cuma Mikhayla tentunya masih ada tim siswa kelas 6 SD dari Sampit ikut meramaikan ajang ini melalui sebuah perangkat yang dapat mengenali emosi penggunanya dan memberikan respon positif atau relaksasi digital. Ada pula tim Blind Heroes yang menampilkan proyek Intelligence Stick yaitu sebuah alat bantu berbasis sensor untuk penyandang tuna netra. Kompetisi inovasi ini ditutup dengan empat penghargaan yang disabet Indonesia.

Mikhayla jadi juara pertama untuk Junior Group dengan proyek DYSLEXILINK-nya. Ia juga menyabat penghargaan change maker atau pembawa perubahan. Sementara itu, tim Blind Heroes yang memperkenalkan proyek Intelligence Stick mendapatkan hadiah hiburan pada kelompok dasar atau elementary. Sementara penghargaan apresiasi diberikan pada tim C2 yaitu Cahaya dan Claresta untuk proyek Tooth Buddy mereka.