Ketika Talenta Digital Cilik Unjuk Gigi di Ajang Codeavour

Sabtu, 22 Februari, jam 8 pagi. Matahari masih malu-malu menampakkan wajahnya. Gerimis membasahi jalanan di bilangan Sudirman, Jakarta. Tetapi, di pagi yang dingin itu, puluhan anak sudah dengan antusias berbondong-bondong menuju salah satu Gedung di Kawasan Sentral Senayan. Hari itu, mereka sedang mengikuti kompetisi Codeavour.
Ini adalah kompetisi Coding, kecerdasan buatan, dan Robotik Internasional terbesar dari Stempedia dimana setiap peserta harus membuat project inovatif menggunakan platform PictoBlox (bahasa pemrograman block coding atau Python).
Di Indonesia, kompetisi Codeavour 6.0 diprakarsai oleh sekolah coding dan STEM (Science Technology Engineering Math) KodeKiddo yang menjadi exclusive partner dari Stempedia.
Meilani Hendrawidjaja, Co-founder KodeKiddo, mengatakan kompetisi ini diharapkan dapat mendorong anak-anak Indonesia untuk meningkatkan digital skill, mulai dari kemampuan coding, artificial intelligence, machine learning, hingga robotika.
“Tetapi ajang ini juga melatih anak-anak untuk melakukan presentasi dengan percaya diri dalam Bahasa Inggris, menyampaikan gagasan dan ide mereka di depan publik,” ujarnya.
Dalam kompetisi ini, terdapat dua track yang bisa dipilih peserta, yaitu track 1: Innovation and Entrepreneurship. Para peserta diminta membuat proyek inovatif menggunakan pictoblox, tetapi diperbolehkan juga menggunakan perangkat keras yang kompatibel dengan PictoBlox seperti Quarky, Evive, Arduino. Micro:bit, ataupun Lego. Proyek yang dikembangkan tersebut harus sesuai dengan 5 pilihan tema yang semuanya terkait dengan tujuan SDGs.
Sedangkan pada track 2, peserta diminta berkompetisi dalam Climate Action Challenge. Track ini lebih mengkompetisikan kemampuan robotika yang dikuasai anak. Setiap peserta diminta mengembangkan robot, mengaplikasikan pemrograman ke dalam robot, kemudian menalankan task dan misi dengan presisi dan efisien. Tantangan yang harus ditaklukkan juga dikaitkan dengan projek Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Dalam penyelenggaraan kompetisi ini, KodeKiddo berkolaborasi dengan Maybank Indonesia dan beberapa institusi lain. Kegiatan tersebut juga mendapat dukungan dari Kementerian Komunikasi dan Digital, serta Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.
Kepala Pusat Pengembangan Ekosistem SDM Komunikasi dan Digital Kementerian Komunikasi dan Digital Nusirwan mengatakan kompetisi coding dan kecerdasan buatan untuk anak-anak merupakan langkah penting dalam menghadapi tantangan global di bidang teknologi.
Namun Nusirwan jua berharap agar ajang ini tidak hanya berhenti pada kompetisi, tetapi harus menjadi sarana bagi peserta untuk terus berkembang melalui berbagai lomba dan kegiatan inovasi lainnya dalam jangka panjang.
“Saat ini Komdigi sedang bekerja keras untuk memetakan perkembangan di bidang AI dan sektor terkait. Kita harus memastikan Indonesia dapat beradaptasi dengan berbagai inovasi global yang berkembang pesat seperti yang terjadi di sektor e-commerce dan teknologi lainnya,” ujarnya disela-sela menghadiri kompetisi Codeavour tersebut.
Para pemenang ajang ini nantinya akan berkesempatan mengikuti kompetisi tingkat global pada April mendatang di Doha, Qatar dengan hadiah total senilai US$25.000.
“Kalau melihat perkembangan tahun lalu, talenta digital anak-anak Indonesia tak kalah saat bersaing dengan peserta dari negara-negara lain. Tahun ini, kami yakin para peserta dari Indonesia juga siap berkompetisi di tingkat internasional,” ujar Meilani.